SEGMENTASI METODE DALAM PENERAPAN

MANAJEMEN RISIKO

Pendahuluan

Sebagaimana kita ketahui bahwa Manajemen Risiko menjadi hal yang wajib di dalam penerapan sistem manajemen baik mulai dari ISO 9001, 14001, 22001, 45001 dan system manajemen yang lain yang diterbitkan oleh International Organization for Standardisation (ISO). Manajemen risiko seakan menjadi nyawa baru bagi penerapan sistem manajemen. Dalam versi sistem terbaru, top manajemen juga diharuskan memiliki mindset pemikiran berbasis risiko. Dalam konsep Plan, Do, Check and Action (PDCA) identifikasi, pengukuran, penentuan tindakan pengendalian risiko, pelaksanaan, evaluasi serta tindaklanjut improvement, manajemen risiko juga menempati di setiap bagian dari setiap komponen PDCA. Dalam susunan High Level Structure (HLS) manajemen risiko dapat diintegrasikan antara beberapa system dalam penerapannya di dalam organisasi dengan satu metode yang sama. 

Metode Teknis Penerapan Manajemen Risiko

Banyak metode-metode baku di dalam ilmu manajemen yang dapat diaplikasikan untuk menerapkan manajemen risiko. Metode-metode tersebut yang sangat familiar diantaranya analisis SWOT, FMEA, SOAR, Fishbone Analysis, ERM dan beberapa metode lain yang aplikatif. ISO juga menerbitkan panduan khusus manajemen risiko dengan nomor seri ISO 31000 versi 2018 sebagai penyempurnaan dari versi sebelumnya yaitu versi

2009. Dalam penerapanya secara terintegrasi dengan system manajemen, ISO tidak menentukan harus memilih metode yang akan digunakan. Dalam Lampiran Panduan Penggunaan Standar (Annex), ISO memberikan kebebasan kepada organisasi untuk memilih metode yang sesuai.

Permasalahan Dalam Memilih Metode

Permasalahan biasanya timbul dalam memilih metode yang sesuai untuk diaplikasikan ke dalam organisasi. Terkadang organisasi memilih metode yang terbaik dengan harapan akan menghasilkan implementasi yang baik juga. Namun kenyataan yang muncul justru manajemen risiko kurang berjalan dengan efektif. Kondisi Ini dapat menyebabkan organisasi kehilangan banyak waktu dalam melakukan penyesuaian dalam pelaksanaanya. Belum lagi tindakan yang ditentukan dalam penanangan risiko menjadi tidak optimal karena berbagai kendala kemampuan dalam pengimple-mentasiannya. Lebih jauh lagi, justru hal yang sebenarnya harus mendapatkan fokus perhatian penanganan risiko menjadi terlewatkan karena disibukkan dengan format dan penyesuaian-penyesuaian teknis. Untuk itu diperlukan langkah yang tepat dengan didasarkan hasil analisa dari konteks oraganisasi itu sendiri. 

Segmentasi Metode 

Untuk mengetahui kesesuaian metode penanganan risiko yang cocok bagi organisasi maka perlu

dilakukan segmentasi metode. Segmentasi dalam konteks ini adalah pembagian kelompok pengguna pada suatu bisnis yang memilki kebutuhan, karakteristik, serta kondisi yang berbeda (heterogen) di dalam menerapkan manajemen risiko yang kemudian akan menjadi satu kelompok user yang homogen (Amalia, 2019). Segementasi ini diperlukan untuk menetapkan metode yang sesuai dengan mempertimbangkan beberapa aspek dari organisasi penggunanya.  Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menyusun segmentasi metode penerapan manajemen risiko diuraikan sebagai berikut : 

  1. Aspek Pendekatan Proses

Sistem manajemen dalam penyusunan semua perangkatnya tidak akan lepas dari pendekatan proses. Pendekatan proses adalah Identifikasi dari manajemen secara sistematis dari suatu proses yang digunakan dalam organisasi dan khususnya interaksi yang terjadi diantara proses-proses dalam organisasi itu sendiri (Kusumah, 2009). Melalui pendekatan proses kita akan lebih memahami kondisi dan sistem kerja organisasi. Dengan memahami sistem kerja organisasi maka kita juga akan mengetahui budaya organisasi yang telah terbentuk. Berdasarkan hal tersebut maka kita dapat mempertimbangkan metode yang cocok dengan budaya kerja dalam organisasi.  

  1. Aspek Kematangan Organisasi

Tidak dipungkiri bahwa tingkat kematangan organisasi dapat berpengaruh terhadap pemilihan metode manajemen risiko. Aspek kematangan organisasi dapat dilihat dari usia organisasi, luasnya cakupan organisasi, kematangan dalam mekanisme perencanaan (Plan), monitoring pelaksanaanya (Do) dan evaluasi (Check) serta tindaklanjut (Act) (Sakinah dan Setiawan, 2014) serta adanya target yang harus dicapai. Semakin tinggi tingkat kematangan organisasi maka semakin siap organisasi tersebut menggunakan metode yang detail. 

  1. Aspek Sumber Daya Organisasi 

Sumber daya organisasi menjadi poin penting di dalam pemilihan metode manajemen risiko yang akan digunakan. Sumber daya organisasi dapat terdiri dari sumber daya manusia (SDM), infrastruktur dan peralatan termasuk system informasi. Kemampuan SDM dalam organisasi yang belum memiliki tingkat

kematangan yang memadai akan mengalami kesulitan di dalam mencerna konsep manajemen risiko yang lebih detail. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan posisi SDM dalam organisasi. Sumber daya organisasi lainnya yaitu infrastruktur yang memadahi khususnya bagi yang telah memiliki sistem informasi dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan. Telah tersedianya sistem informasi, berarti kebutuhan data terkait penerapan manajemen risiko.  Oleh karena itu dengan semakin kompetenya SDM dan infrastruktur sistem informasi yang memadai, oganisasi semakin siap dalam menentukan metode manajemen risiko yang akan diaplikasikan.    

Kesimpulan 

Manajemen risiko merupakan bagian yang terintegrasi dalam sistem manajemen. Terdapat berbagai metode baku yang dapat diaplikasikan untuk menerapkan manajemen risiko. ISO tidak menentukan bahkan memberikan kebebasan seluas-luanya kepada organisasi untuk menentukan sendiri metode apa yang sesuai. 

Segementasi diperlukan untuk menetapkan metode yang sesuai dalam menerapkan manajemen risiko. Dalam segmentasi metode yang dipilih perlu mempertimbangkan aspek pendekatan proses, aspek kematangan organisasi dan aspek sumber daya. Dengan adanya segmentasi metode yang digunakan diharapkan organisasi mampu memilih metode yang tepat dalam penerapan manajemen risiko.

Referensi

Amalia, D. (2019). Segementation, Jurnal Enterpreneur, https://www.jurnal.id/ id/

Kusumah, B. (2009) PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis, Vol. 9, No. 2, Mei 2009: 133 – 138 

Sakinah, S. & Setiawan, B. (2014). Indeks Penilaian Kematangan (Maturity) Manajemen Keamanan Layanan.  Jurnal Teknik Pomits  Vol. 3, No. 2.

SNI ISO 9001:2015, Sistem Manajemen Mutu

SNI ISO 14001:2015 Sistem Manajemen Lingkungan

ISO 45001: 2018 Occupational health and safety Management System 


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *