Agrikultur dan Smart Farming Sebagai Upaya Menjaga Keamanan Pangan

Published by Trust Consultant on

Dewasa ini, isu pangan, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan menjadi topik utama yang diupayakan untuk disebarkan kepada semua kalangan. Harapannya, kita semua dapat memiliki awareness tentang ketersediaan bahan makanan yang tersedia di alam yang keadaannya pun semakin memprihatinkan. Untuk itulah, diperlukan sebuah standar yang merupakan hasil kerja sama antara berbagai lembaga ahli, seperti ISO dan lembaga standardisasi lainnya, yang dapat memberikan jaminan sistem keamanan pangan. 

Peran ISO dalam Mendukung Keamanan Pangan

Pada tanggal 12-18 November 2023 lalu, ISO bersama dengan Lembaga Standardisasi Jerman (DIN) menampilkan program Roadmap on Smart Farming pada event Agritechnica di Hannover. Kedua lembaga sertifikasi ini memperlihatkan nilai dari standar-standar dan spesifikasi dari seluruh rantai pasok agrifood. 

Roadmap ini dikembangkan oleh Kelompok Penasihat Strategis ISO (SAG) tentang Smart Farming, sekelompok ahli ISO di bawah kepemimpinan bersama ANSI dan DIN. Sebagai bagian dari pekerjaan ini, 150 ahli dari 20 negara menganalisis lanskap standardisasi di sepanjang rantai nilai makanan. Sembilan area tematik diperiksa dalam kaitannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, yaitu: produksi tanaman, peternakan, pertanian perkotaan, terminologi dan semantik, aspek sosial, rantai pasokan, produsen peralatan asli, adaptasi iklim, lingkungan dan data. 

Baca juga: Haccp Sebagai Jaminan Keamanan Pangan

Apa Itu Smart Farming?

Smart farming mengacu pada penggunaan informasi komunikasi dan teknologi modern serta data analitik dalam kegiatan agrikultur. Jika dilakukan dengan benar, ini dapat meningkatkan efisiensi produksi pangan, dan meningkatkan keberlanjutan. Dengan demikian, cara ini akan mendukung keanekaragaman hayati dan pembaruan planet, serta membantu menghilangkan limbah makanan. 

Dibangun dengan teknologi canggih, seperti drone pertanian, robot, dan sensor IoT, smart farming (pertanian pintar) menawarkan visi global pertanian modern. Program ini menghubungkan seluruh rantai nilai makanan (food value chain) dengan mulus, menghubungkan sistem melalui format data standar. Smart farming adalah pertanian digital yang berbasis data, efisien, dan berkelanjutan. 

Manfaat Potensial Smart Farming

Pertanian pintar (smart farming) mengubah praktik pertanian tradisional menjadi sistem berbasis data, efisien, dan berkelanjutan yang menjawab tantangan saat ini sekaligus meletakkan dasar bagi masa depan agrikultur yang lebih aman dan sejahtera. 

Analisis data dapat memberdayakan petani dengan berbagai cara, diantaranya:

  1. Saran tanaman yang ditargetkan, layanan keuangan, dan alat manajemen risiko 
  2. Penggunaan benih, pupuk, dan air yang lebih efisien 
  3. Identifikasi dini terhadap tekanan tanaman, masalah tanah, dan hama  
  4. Market insight untuk mengurangi pemborosan dan kehilangan hasil panen 
  5. Kepatuhan terhadap peraturan operasi pertanian  
  6. Pertukaran informasi yang mudah dengan mitra 

Pertukaran data berbasis standar memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi di seluruh rantai pasokan dan mendorong menuju masa depan yang bersih dan tangguh bagi petani. Hal ini dapat menghubungkan mereka ke pasar, informasi cuaca, alat diagnostik, dan layanan bermanfaat lainnya melalui perangkat seluler dasar.

Kerja sama internasional dalam Smart Farming

ISO sebagai lembaga standarisasi internasional telah membentuk komite teknis baru, yaitu ISO/TC 347 tentang sistem agrifood berbasis data, yang bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas di sektor pertanian dan menanggapi kebutuhan yang disoroti dalam roadmap. Semua badan nasional ISO dapat berkontribusi dalam pekerjaan ini, yang akan dimulai pada bulan April 2024. 

Pada akhir pengerjaan Roadmap untuk Smart Farming, Christoph Winterhalter, Ketua Dewan Eksekutif DIN dan Wakil Presiden ISO (Kebijakan), mengatakan: “Standardisasi dapat membantu memanfaatkan potensi penuh teknologi dalam penciptaan nilai pertanian dan agrifood. Dengan mempertimbangkan tidak hanya produksi pertanian tetapi juga produksi dan distribusi hulu dan hilir makanan, kami sekarang dapat, untuk pertama kalinya, memberikan rekomendasi yang komprehensif dan terstruktur tentang kebutuhan standardisasi yang diperlukan dan menerjemahkannya ke dalam proyek-proyek konkret.” 

Sumber Referensi: 
  1. ISO. 10/11/23. Supporting agrifood systems through international standards. Diakses pada 30/01/24. https://www.iso.org/news/supporting-agrifood-systems 
  2. ISO. Smart farming: the transformative potential of data-driven agriculture. Diakses pada 30/01/24. https://www.iso.org/smart-farming/smart-farming-data-driven 

Penulis: (S)

Daftar untuk download artikel



    0 Comments

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *