Zero Trust, Blockchain, dan Kaitannya dengan ISO 27001

Di era digital yang semakin kompleks, konsep keamanan tradisional “perimeter dulu, baru akses” tidak lagi cukup. Model keamanan “Zero Trust” muncul sebagai pendekatan modern yang menekankan bahwa tidak ada pengguna atau perangkat yang secara otomatis tepercaya karena setiap akses harus diverifikasi.
Sementara itu, teknologi Blockchain menawarkan rantai audit yang tak bisa diubah (immutable ledger) dan transparansi transaksi data yang tinggi. Menggabungkan Zero Trust dan Blockchain dengan standar ISO 27001 memberi organisasi kerangka kerja yang kuat untuk melindungi aset informasi dan mendukung tata kelola berkelanjutan.
Apa Itu Zero Trust dan Bagaimana Hubungannya dengan ISO 27001
Zero Trust merupakan pendekatan keamanan yang menyatakan: “never trust, always verify”. Artinya, tidak ada entitas internal maupun eksternal yang otomatis dianggap aman karena setiap permintaan akses harus melalui verifikasi ketat.
Dalam konteks standar ISO 27001, banyak elemen kontrol yang sejalan dengan prinsip Zero Trust, seperti kontrol A.9 (Access Control), A.13 (Communications Security), dan A.14 (System Acquisition, Development and Maintenance).
Oleh karena itu, penerapan ISO 27001 secara tepat dapat menjadi fondasi bagi implementasi Zero Trust yang efektif untuk memberikan kerangka manajemen keamanan informasi (ISMS) yang mencakup kebijakan, prosedur, dan audit yang berkelanjutan.
Peran Blockchain dalam Kerangka Keamanan Informasi dan ISO 27001
Blockchain adalah teknologi ledger terdistribusi yang mencatat setiap transaksi secara permanen dan transparan. Dengan sifatnya yang immutable, blockchain menjaga integritas data dan menyediakan audit trail yang sulit dimanipulasi.
Dalam konteks ISO 27001, blockchain dapat memperkuat kontrol A.10 (Cryptography) dan A.13 (Information Transfer). Teknologi ini memastikan data dan transaksi tersimpan aman serta tidak dapat diubah sepihak. Integrasi blockchain dengan Zero Trust juga mendukung manajemen identitas dan otorisasi berbasis prinsip least privilege serta continuous verification secara efisien.

Bagaimana Zero Trust, Blockchain, dan ISO 27001 Bekerja Bersama
Untuk mencapai sinergi antara ketiga konsep ini, organisasi dapat mengambil langkah-langkah berikut:
- Penilaian Risiko & Inventaris Aset
– Identifikasi aset kritikal, data sensitif, dan proses yang rentan.
– Gunakan pendekatan risiko ISO 27001 untuk menentukan kontrol yang sesuai.
- Kebijakan Akses dan Least Privilege (Zero Trust)
– Terapkan model akses berbasis identitas, perangkat, dan konteks.
– Gunakan prinsip “segala akses harus diverifikasi” dan micro-segmentation.
- Implementasi Teknologi Blockchain untuk Audit dan Integritas
– Rekam log akses dan transaksi menjadi ledger yang tak bisa diubah.
– Pastikan transparansi dan review oleh pihak berwenang sebagai bagian dari audit ISO 27001.
- Kontrol Operasional dan Monitoring Berkelanjutan
– Gunakan SIEM, NDR, dan analitik berbasis perilaku untuk mendeteksi ancaman.
– Sesuaikan sistem dengan klausul A.18 (Information Security Incident Management).
- Tinjauan Manajemen & Perbaikan Berkelanjutan
– Audit internal dan eksternal untuk memverifikasi bahwa sistem berjalan sesuai standar.
– Gunakan hasil audit untuk perbaikan (Plan-Do-Check-Act).
Baca Juga: Peran Teknologi Blockchain dalam Meningkatkan Keamanan Pangan
Manfaat Strategis dari Pendekatan Terpadu antara Zero Trust, Blockchain, dan ISO 27001
Menggabungkan Zero Trust, blockchain, dan ISO 27001 membawa sejumlah manfaat strategis bagi organisasi:
- Pengurangan Permukaan Serangan (Attack Surface) melalui kontrol akses yang lebih granular dan verifikasi setiap entitas.
- Peningkatan Integritas Data & Audit Trail yang sulit dirusak atau dimanipulasi berkat teknologi blockchain.
- Peningkatan Kepatuhan & Reputasi karena sertifikasi ISO 27001 dan arsitektur keamanan modern meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan.
- Efisiensi Operasional melalui proses yang terdokumentasi dan sistematis, mengurangi insiden dan kerugian akibat kebocoran data.
- Ketahanan Bisnis (Resilience) dengan sistem yang terus dipantau, dianalisis, dan diperbaiki sesuai dengan risiko terkini.
Organisasi yang berhasil menerapkan model ini juga mempersiapkan diri menghadapi transformasi seperti cloud, IoT, dan hybrid-work yang semakin kompleks.
Kesimpulan
Integrasi Zero Trust, Blockchain, dan ISO 27001 mencerminkan transformasi keamanan informasi modern. Zero Trust memastikan verifikasi setiap akses, Blockchain menjaga integritas data, dan ISO 27001 menyediakan kerangka manajemen yang sistematis.
Kombinasi ketiganya memperkuat perlindungan data, meningkatkan transparansi, dan memastikan keberlanjutan bisnis di era digital yang semakin kompleks.
=========================================================================
Sumber Referensi
Mike Jennings, How ISO 27001 Can Help Organisations Implement a Zero Trust Security Model. Diakses pada 11 November 2025 melalui link https://www.isms.online/zero-trust/iso-27001-and-implementing-a-zero-trust-security-model/
Alan Parker, ISO 27001 Control 8.24 Use of Cryptography. Diakses pada 11 November 2025 melalui link https://iseoblue.com/post/iso-27001-control-8-24-use-of-cryptography/
=========================================================================
0 Comments