Dunia bisnis yang berkembang semakin menunjukkan bentuk yang dinamis. Bentuk dinamis yang terjadi dalam dunia bisnis sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang saling berinteraksi didalamnya yang juga dimungkinkan memiliki ketidakpastian. Dengan tidak mengesampingkan kemungkinan terjadinya faktor yang saling berinteraksi tersebut, tentunya para pelaku bisnis perlu untuk memikirkan bagaimana dampak yang dirasakan bagi usaha bisnis yang dijalankannya.

Para pelaku bisnis dirasa perlu untuk sadar dan peduli akan setiap perubahan yang terjadi di lingkungannya, baik itu lingkungan dalam lingkup lokal ataupun lingkup global. Sering dijumpai beberapa pelaku bisnis dengan lingkup proses yang sama kemudian saling berebut lahan bisnis. Hal ini bukan berarti karena semakin sempitnya lahan bisnis, tetapi justru lahan bisnis yang ada semakin luas namun diikuti juga semakin bertambahnya pelaku bisnis yang terlibat. Dengan demikian terdapat tuntutan bagi setiap pelaku bisnis untuk semakin menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan.

Dewasa ini para pelaku bisnis tidak lagi hanya dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan saja, tetapi juga dituntut untuk dapat memanfaatkan keadaan lingkungan sebagai keuntungan bisnis yang dijalankan. Oleh karena itu pelaku bisnis semakin dituntut untuk lebih mengenal apa yang dapat dimanfaatkan bagi bisnisnya terhadap suatu hal yang tidak menguntungkan bisnisnya untuk dapat memuaskan keinginan pasar.

Namun begitu, sebaiknya persaingan bisnis dilakukan seperti layaknya sebuah perlombaan yang lebih memperhatikan pada upaya mengembangkan usaha bisnisnya tanpa unsur menjatuhkan lawan bisnisnya. Seperti sebuah kalimat bijak mengatakan “jadilah unggul tanpa menjatuhkan, jadilah tinggi tanpa merendahkan, jadilah hebat tanpa mengerdilkan”.

Setiap pelaku bisnis memiliki caranya masing-masing untuk mengetahui faktor apa yang dapat menguntungkan bagi usaha bisnisnya. Salah satu dari banyak cara tersebut adalah dengan memanfaatkan metode analisis SWOT. Metode analisis SWOT ini merupakan suatu metode yang sederhana, namun apabila dalam penggunaan metode ini dapat menggali masing-masing parameter dengan tepat maka akan menarik untuk ditunggu tentang capaian target yang sudah dicanangkan.

Apabila melihat dari sejarahnya, cukup sulit untuk mengetahui secara pasti siapakah penemu dari analisis SWOT ini, yang secara sederhana dapat memberikan gambaran kondisi perusahaan. Hal ini dikarenakan pada saat itu bukti dokumentasi belum dianggap sebagai sesuatu yang penting. Tetapi sejarah juga mencatat bahwa analisis SWOT sendiri pertama kali dikembangkan oleh seorang peneliti bernama Albert Humphrey S. yang melakukan penelitian di Stanford Research Institute pada periode tahun 1960-1970 bersama dengan Marion Dosher, Dr Otis Benepe, Robert Stewart, dan Birger Lie.

Penelitian ini menggunakan data dari banyak perusahaan besar dunia yang masuk ke dalam Fortune 500, sekaligus bahwa penelitian ini didanai oleh Fortune 500. Pada periode tahun tersebut, setiap perusahaan sudah menerapkan perencanaan yang matang serta melakukan kontrol terhadap keluaran yang dihasilkan, baik keluaran berupa produk maupun jasa. Namun dalam penerapannya, masih terdapat beberapa perusahaan yang dalam menjalankan proses bisnisnya tidak sesuai dengan perencanaan awal, dan bahkan mengalami kerugian. Sehingga muncul sebuah anggapan yang mengatakan bahwa perencanaan merupakan sebuah investasi besar yang sia-sia. Berdasarkan pernyataan tersebut, tim peneliti kemudian melakukan penelitian dengan dilatarbelakangi sebuah pertanyaan “Mengapa suatu perencanaan perusahaan bisa gagal?”

Perusahaan yang tergabung dalam Fortune 500 pada saat itu telah memiliki perencanaan bisnis seperti yang pertama kali diterapkan oleh Du Pont pada tahun 1949. Namun, perencanaan bisnis yang sudah disusun tersebut, dirasakan oleh hampir semua perusahaan belum dapat berdampak banyak pada perencanaan jangka panjang. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut merasa cukup banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bisnis perusahaan ke depannya.

Tim peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada beberapa perusahaan yang tergabung dalam Fortune 500 selama rentang periode 1960-1970. Berdasakan hasil penelitian tersebut, kemudian didapatkan kesimpulan yang menyatakan bahwa yang bertindak sebagai Kepala Perencana adalah Ketua Eksekutif, sedangkan Direktur Fungsional harus termasuk juga dalam tim perencana.

Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan juga didapatkan hasil suatu analisa yang dapat mengidentifikasi setiap area penting untuk mengetahui kondisi perusahaan, yang pada saat itu disebut sebagai analisis SOFT, yang terdiri dari:

    S = Satisfactory, merupakan suatu kondisi baik di masa sekarang
    O = Opportunity, merupakan suatu kondisi baik di masa yang akan datang
    F = Fault, merupakan suatu kondisi buruk di masa sekarang
    T = Threat, merupakan suatu kondisi buruk di masa yang akan datang

Analisis SOFT tersebut dikembangkan oleh Urick dan Orr yang kemudian merubah F (Fault) menjadi W (Weakness) ketika diseminarkan pada tahun 1964 yang bertempat di Dolder Grand, Zurich, Swiss. Analisis SWOT ini kemudian dipromosikan di Inggris oleh Urick dan Orr, dan kita kenal hingga saat ini, terutama dalam dunia perekonomian.

Analisis SWOT didefinisikan oleh Philip Kotler (2008) sebagai suatu bentuk evaluasi terhadap semua kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terdapat pada individu atau organisasi. Sedangkan Freddy Rangkuti (2005) berpendapat bahwa SWOT adalah identitas dari berbagai faktor yang secara sistematis digunakan untuk merumuskan strategi perusahaan. Dari kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa analisis SWOT merupakan alat yang dapat digunakan oleh perusahaan atau organisasi dalam merumuskan suatu strategi dari beberapa faktor secara sistematis.

Analisis SWOT ini terdiri dari 4 (empat) komponen dasar, yang terdiri dari:

    S = Strengths, merupakan suatu kondisi sumber daya yang berasal dari dalam organisasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan competitive advantage

    W = Weakness, merupakan suatu kondisi yang berasal dari perusahaan yang dapat menyebabkan suatu perusahaan kalah bersaing

    O = Opportunity, merupakan suatu kondisi yang berasal dari luar dan berpotensi menguntungkan perusahaan di masa yang akan datang dan mungkin dapat terjadi

    T = Threat, merupakan suatu kondisi gangguan dari pihak luar yang dapat mengganggu bisnis perusahaan

Keempat komponen tersebut dapat memberikan informasi sebagai gambaran kondisi perusahaan saat ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal serta meminimalkan atau bahkan menghilangkan risiko yang dapat terjadi.

Dalam mengimplementasikan analisis SWOT ini, kita diharapkan untuk dapat menggali secara mendalam terkait dengan faktor internal yang dimiliki oleh perusahaan sesuai dengan proses bisnisnya dalam mencapai tujuan. Dengan demikian kita dapat lebih memahami kondisi perusahaan saat ini, baik itu kondisi yang membuat kita menjadi lemah, ataupun kondisi yang membuat perusahaan menjadi semakin kuat.

Setelah kita mengetahui kondisi perusahaan terkini, barulah kita melihat atau mengidentifikasi kondisi yang berasal dari luar perusahaan. Apakah kondisi dari luar tersebut memberikan ancaman terhadap proses binis perusahaan, atau kondisi dari luar tersebut memberikan peluang yang dapat dimanfaatkan bersama dengan kondisi internal untuk dapat mencapai target perusahaan. Hal tersebut dapat menjadi dasar bagi perusahaan dalam membuat strategi bisnis yang menguntungkan bagi perusahaan untuk mencapai target yang diharapkan.

Analisis SWOT dapat memberikan dampak yang begitu berarti terhadap ketercapaian target di suatu perusahaan. Melalui analisis SWOT juga perusahaan dapat menentukan suatu kebijakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang dapat dialami perusahaan, atau bahkan perusahaan dapat menentukan suatu langkah strategis ketika melihat peluang yang ada di pasar agar dapat memajukan perusahaan. Meskipun begitu perlu dipahami juga bahwa analisis SWOT ini bukan merupakan suatu hal yang mutlak terjadi, tetapi sebagai alat bantu yang dapat digunakan perusahaan dalam menentukan suatu strategi bisnis. Baca juga https://trustmandiri.com/manfaat-standar-internasional/

Ini dikarenakan dalam menjalankan suatu proses bisnis, perusahaan akan mengalami banyak perubahan kondisi. Dengan demikian, perusahaan dituntut untuk dapat menyusun analisis SWOT dengan sedetail dan serealita mungkin. Penyusunan analisis SWOT agar mendapatkan hasil yang sebaik mungkin akan dijelaskan secara lebih mendalam pada tulisan berikutnya.

Untuk anda yang akan menerapkan ataupun mengupgrade standar ISO, kami Trust Consultant siap untuk mendampingi anda dalam upgrading dan implementasi ISO.
Informasi mengenai Konsultasi dan Sertifikasi dapat menghubungi kami di: 0274-497667 atau +62811-2844-123.

Penulis: (R)

Daftar untuk download artikel



    0 Comments

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *