Mengenal Bird Strike dan Pengendalian Risiko K3 di Industri Penerbangan

Published by Trust Consultant on

ilustrasi pesawat terbang

Akhir tahun 2024 ditutup dengan berita duka yang datang dari dunia penerbangan. Beberapa kasus kecelakaan pesawat terjadi di berbagai negara dan menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Peristiwa ini tentunya sangat disayangkan, karena menambah catatan kelam dari industri moda transportasi yang justru dianggap paling aman tersebut. Salah satu peristiwa paling mengejutkan adalah kecelakaan pesawat Jeju Air yang gagal mendarat hingga menewaskan 179 jiwa pada Minggu, 29/12. 

Hingga kini pejabat dan institusi Korea Selatan masih terus melakukan penyelidikan terhadap penyebab utama kecelakaan pesawat Boeing 737-800 ini. Namun diperkirakan penyebabnya adalah karena serangan burung. Pesawat tersebut melakukan pendaratan darurat setelah menerima peringatan adanya serangan burung (bird strike) dari pengontrol lalu lintas udara. Lalu, apa itu bird strike dan bagaimana kaitannya dengan pengendalian risiko K3 penerbangan?

Apa Itu Bird Strike?

Dilansir dari BBC Indonesia, bird strike atau serangan burung adalah tabrakan antara seekor atau kawanan burung dengan pesawat yang sedang terbang. Tabrakan burung dapat terjadi selama fase penerbangan apapun, tetapi kemungkinan besar terjadi selama fase take-off, initial climb, approach, dan landing karena jumlah burung yang lebih banyak dalam penerbangan pada tingkat yang lebih rendah. Karena sebagian besar burung terbang terutama pada siang hari, sebagian besar serangan burung juga terjadi pada siang hari.

Burung-burung ini dapat berbahaya karena dapat mengakibatkan mesin mati jika burung terhisap ke dalamnya. Namun, pada dasarnya bird strike bukan hal baru dan umum terjadi dalam dunia penerbangan. Pada tahun 2023, Federal Aviation Administration (FAA) sebagai otoritas penerbangan Amerika Serikat melaporkan lebih dari 19.600 serangan hewan liar yang terjadi. Sebagian besar dari kasusnya melibatkan burung. 

Apakah Serangan Burung Berbahaya Bagi Penerbangan?

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa bird strike merupakan insiden yang cukup lumrah dalam industri penerbangan. Seperti dikutip dari BBC Indonesia, para pilot sudah dilatih untuk lebih waspada pada pagi hari atau saat matahari terbenam (waktu saat burung paling aktif). Akan tetapi, sayangnya serangan ini dapat menjadi ancaman yang signifikan terhadap keselamatan pesawat. Kerusakan yang signifikan dapat terjadi pada struktur maupun semua bagian pesawat bagi pesawat yang lebih kecil. Terutama yang bermesin jet rentan terhadap hilangnya daya dorong yang dapat terjadi setelah burung masuk ke dalam saluran masuk udara mesin. 

Hal ini telah mengakibatkan sejumlah kecelakaan fatal. Insiden pesawat yang pernah terjadi dan melibatkan burung adalah kecelakaan pesawat di dekat pangkalan Angkatan Udara AS di Alaska tahun 1995. Sebanyak 24 warga Kanada dan Amerika meninggal dunia setelah pesawat menabrak kawanan angsa. Selain itu, antara tahun 1988 dan 2024, sebanyak 76 orang meninggal dunia di AS setelah sebuah pesawat menabrak hewan liar, menurut FAA. 

Bagaimana Pengendalian Risiko K3 yang Tepat?

Menurut KBBI, risiko didefinisikan sebagai akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Dalam dunia kerja, risiko merupakan hal yang sangat mungkin muncul. Risiko yang sudah diketahui dan dilakukan penilaian maka perlu dilakukan upaya pengendalian. 

Manajemen (pengendalian) risiko ini dicapai dengan mengurangi kemungkinan (probabilitas) dan mengurangi tingkat keparahan (sequences). Pengendalian juga dapat dilakukan dengan cara mengalihkan risiko secara penuh atau sebagian (risk transfer) atau dengan cara menghindari risiko (risk avoidance). Pengendalian ini didasarkan pada tingkat risiko yang paling kritis. ISO 45001, standar internasional untuk sistem manajemen keselamatan kerja, mendefinisikan hirarki manajemen risiko menjadi lima tingkatan, yaitu eliminasi, substitusi, pengendalian rekayasa, pengendalian administratif dan APD (alat pelindung diri). 

ilustrasi hirarki pengendalian risiko

5 Hirarki Pengendalian Risiko (ak3u.com)

Hirarki pengendalian risiko ini harus diterapkan dari yang paling efektif hingga yang paling tidak efektif. Jika suatu langkah tidak berhasil, atau tidak cukup efektif, Anda harus mempertimbangkan langkah berikutnya. Sasarannya adalah mencapai tingkat risiko serendah mungkin secara realistis.

Pengendalian Risiko dalam Penerbangan Akibat Bird Strike

Dengan banyaknya peristiwa kecelakaan pesawat dari insiden bird strike atau serangan burung, maka dibuat berbagai peraturan untuk mengelola dan mengendalikan risikonya. Di Amerika Serikat, sebagai contoh, Federal Aviation Administration (FAA), mengembangkan standar minimum untuk meminimalkan tabrakan burung ke mesin turbin yang menggerakkan pesawat-pesawat tersebut pada saat itu. 

Salah satu contoh metode pencegahan dan pengendalian bird strike di bandara di Arab Saudi adalah:

  1. Tempat pembuangan sampah: menghilangkan sampah dari bandara terdekat yang menarik burung ke sana. 
  2. Menimbun rawa-rawa dan genangan air yang ada di sekitar bandara dan mengolahnya. 
  3. Pengendalian faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pemukiman burung dengan menghilangkan sarang yang ada dan menyediakan lingkungan yang sesuai yang jauh dari bandara. Bekerja sama dengan Kepresidenan Umum untuk perlindungan lingkungan. 

Dalam industri penerbangan, sistem K3 telah diterapkan berdasarkan hirarki pengendalian K3 seperti bagan di atas. Tidak terkecuali untuk metode pencegahan dan pengendalian serangan burung ataupun hewan liar lainnya di lingkungan bandara. 

Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Sertifikasi ISO 45001 Sistem Manajemen K3

Apa Upaya yang Tepat bagi Industri Penerbangan?

Industri penerbangan perlu semakin fokus pada peningkatan sistem keamanan dan keselamatan kerja di lingkungan bandara untuk mencegah terjadinya insiden seperti bird strike yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan dan berpotensi menimbulkan korban jiwa. Penerapan sistem manajemen K3 yang efektif, termasuk standar internasional seperti ISO 45001, menjadi langkah penting untuk memastikan keselamatan seluruh pihak yang terlibat, baik itu kru, penumpang, maupun pekerja di bandara. 

Dengan mengintegrasikan praktik-praktik keselamatan yang lebih baik dan terukur, industri penerbangan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan meminimalkan risiko bahaya yang dapat merugikan. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi seluruh pemangku kepentingan dalam industri penerbangan untuk bersinergi, mengoptimalkan penerapan standar K3, dan secara proaktif mencegah terjadinya kecelakaan yang dapat merenggut nyawa.

Jika Anda ingin mendapatkan informasi lebih lengkap terkait penerapan sistem manajemen K3, silakan hubungi kami melalui kontak di bawah ini. Gratis konsultasi dan garansi dapat sertifikat. Dapatkan penawaran terbaik hanya hari ini!

Telp: (0274) 497667

Whatsapp: +62811 2844 123

——————————————————————————————————————————————-

Sumber Referensi: 
  1. BBC Indonesia. Mungkinkah kawanan burung jadi penyebab kecelakaan Jeju Air di Korsel?. Diakses pada 10/01/25 https://www.bbc.com/indonesia/articles/c23vymjxr0vo 
  2. GACA. 24/03/14. Bird Strike. Diakses pada 10/01/25. https://www.icao.int/ 
  3. AK3U. 5 Hierarki Pengendalian Resiko. Diakses pada 10/01/25. https://ak3u.com/5-hierarki-pengendalian-resiko/ 

Penulis: (S)

Daftar untuk download artikel



    0 Comments

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *