Tantangan dalam Penerapan Lingkungan Kerja yang Aman dan Sehat
Peristiwa pandemik COVID-19 yang melanda seluruh dunia, memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap dunia kerja di berbagai sektor industri. Jika membicarakan tentang kesehatan dan keselamatan kerja, sulit rasanya jika tidak mengaitkannya dengan pandemi yang terjadi sejak akhir tahun 2019 tersebut. Namun, pada kenyataannya ada isu lain yang akan terus membuat K3 tetap menjadi indikator penting di dunia kerja.
Beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya adalah terkait perubahan iklim, dan transformasi di dunia kerja. Seperti bekerja dari rumah, fokus yang besar pada kesejahteraan mental, dan model pekerjaan yang fleksibel. Selain itu, terdapat juga tren yang lebih luas seperti teknologi baru dan perubahan demografis.
Pentingnya Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pandemi dan perubahan iklim merupakan faktor yang sulit dihindari atau dihentikan begitu saja. Selain itu, ada faktor dari dalam yang juga sangat mempengaruhi penerapan sistem K3, salah satunya adalah perubahan ekspektasi masyarakat. Berdasarkan hasil deklarasi Organisasi Buruh Internasional tahun 2022, lingkungan kerja yang aman dan sehat adalah hak di tempat kerja.
Penerapan K3 juga merupakan komponen kunci dari komitmen organisasi terhadap aspek sosial dari investasi lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST). Keanekaragaman juga menimbulkan masalah bagi manajemen K3, sehingga pendekatan “satu ukuran untuk semua” terkadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pekerja.
Baca juga: ISO 45001 – Sistem Manajemen K3
Kesejahteraan dan Kesehatan Psikologis
Tantangan pertama yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi terkait K3 adalah kesejahteraan dan kesehatan psikologis para pekerja. Mayoritas tantangan atau hambatan akibat Covid-19 mungkin sudah dapat diatasi oleh organisasi, namun ada beberapa dampak lainnya mungkin masih tersisa hingga saat ini. Anjuran untuk isolasi dan menghindari kerumunan selama pandemi mungkin memberi pengaruh pada meningkatnya kepekaan karyawan terhadap kesehatan mental mereka selama bekerja.
Isu ini sebenarnya telah menjadi perhatian khusus dan berbagai macam panduan pun sudah tersedia. Salah satu standar ISO yang terkait adalah ISO 45003. Ini adalah standar internasional yang menyediakan panduan untuk mengelola risiko psikologis yang sesuai dengan segala jenis dan ukuran organisasi. Jelas bahwa kesejahteraan karyawan dapat dipengaruhi secara negatif di tempat kerja – baik oleh bagaimana pekerjaan diatur, faktor sosial, atau aspek lingkungan kerja.
Perubahan Iklim
Perubahan iklim telah memberikan dampak yang besar terhadap jutaan pekerja di seluruh dunia. Dampak yang paling sering terlihat adalah cuaca ekstrem, seperti panas, dingin, angin, atau hujan badai. Ini tidak hanya berdampak secara fisik pada pekerja di luar ruangan saja, namun dampak perubahan iklim juga berpengaruh dalam jangka panjang terhadap keanekaragaman hayati, pasokan makanan dan air, ketahanan infrastruktur, hingga cara yang kita gunakan untuk menghasilkan energi.
Masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan profil masalah ini di kalangan organisasi. Dalam ISO/TC 283 (komite teknis yang didedikasikan untuk standarisasi manajemen kesehatan dan keselamatan kerja), telah dibentuk sebuah kelompok baru yang berdedikasi untuk memusatkan perhatian pada hal ini dan mengembangkan panduan untuk membantu organisasi mengatasi tantangan ini.
Teknologi Baru
Dari perspektif K3, kemajuan teknologi membawa risiko dan peluang. Kemajuan teknologi juga dapat menambah kemampuan baru yang membantu kita mengelola kesehatan dan keselamatan di tempat kerja dengan lebih baik. Misalnya, ketika manusia harus berinteraksi dengan mesin dan robot yang tindakannya berevolusi dari waktu ke waktu melalui pembelajaran mesin, maka akan muncul risiko baru atau risiko yang meningkat. Sebaliknya, peluang untuk menggunakan drone dan robot sebagai pengganti manusia di lingkungan yang berbahaya akan memungkinkan kita untuk mengurangi risiko, asalkan risiko apapun yang timbul akibat peretasan atau kerusakan dapat diatasi.
Perubahan Demografis
Isu demografis juga merupakan salah satu permasalahan yang akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Perubahan demografi di beberapa negara, seperti penyusutan jumlah populasi, berkurangnya tenaga kerja usia produktif, lebih banyak pekerja lansia, perempuan, atau pekerja migran yang mungkin memiliki kompetensi berbeda-beda dalam bahasa kerja setempat. Hal ini akan menimbulkan rentang usia yang besar dalam angkatan kerja, dengan lebih banyak perbedaan dalam gaya belajar, tingkat melek huruf, dan cara mengkonsumsi informasi.
Dari perspektif K3, perubahan ini akan mengharuskan organisasi untuk lebih memperhatikan keragaman dalam angkatan kerja dan kebutuhan individu. Misalnya, bagaimana cara terbaik untuk menginduksi, melatih, mengembangkan, dan berkomunikasi dengan berbagai macam orang?
Peran dan Kontribusi ISO Terhadap K3
ISO adalah platform dan mekanisme yang kuat untuk memberikan panduan tentang berbagai tantangan yang terjadi di dunia. Saat ini, 73 negara berpartisipasi dalam pekerjaan ISO/TC 283 dan 26 negara lainnya mengamati perkembangannya dengan penuh minat. Secara nyata, ISO telah menerbitkan standar ISO 45001, 45002, 45003, dan 45004 sebagai panduan terkait Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Sehingga diharapkan tujuan besar untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat dapat dicapai dan diterapkan secara merata pada berbagai sektor industri di seluruh dunia.
Sumber referensi:
ISO.org. The Many Challenges in Achieving A Safer, Healthier World of Work. Diakses pada 19/04/2024. https://www.iso.org/contents/news/2023/04/healthier-working-environment.html
Penulis: (S)
0 Comments