Dalam industri manufaktur, diperlukan serangkaian proses yang sistematis dan terstruktur agar semua tahapan dari mulai proses produksi hingga produk akhir yang dihasilkan telah sesuai dengan standar yang berlaku dan dapat digunakan dengan baik oleh publik. Salah satu tahap atau proses yang diperlukan adalah social compliance (kepatuhan sosial) yang khusus dibuat untuk produk-produk manufaktur seperti tekstil atau garmen. Mari mengenal sertifikat WRAP, social compliance khusus untuk produk garmen.
Pengertian Social Compliance
Mengutip dari laman TUV SUD, social compliance (kepatuhan sosial) mengacu pada berbagai tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melindungi kesehatan, keamanan, dan berbagai hak tenaga kerja lainnya, serta rantai pasokan dan distribusi perusahaan. Selain itu, social compliance juga mencakup masalah lingkungan dan tanggung jawab sosial. Penerapan kepatuhan sosial ini sangat penting bagi perusahaan, karena setiap kesalahan penanganan dan pelanggaran etika akan berdampak buruk pada kepercayaan konsumen, yang akhirnya akan mempengaruhi profit perusahaan.
Baca juga https://trustmandiri.com/sertifikat-vs-peningkatan-berkelanjutan/
Pengertian WRAP
WRAP (Worldwide Responsible Accredited Production) merupakan salah satu jenis kepatuhan sosial berupa program sertifikasi internasional yang memastikan bahwa para pekerja memiliki kondisi kerja yang aman, humanis, etis, dan berlandaskan hukum. Program ini merupakan program sertifikasi independen terbesar di dunia yang berfokus pada sektor pakaian jadi, alas kaki, dan produk garmen. WRAP membedakannya dari program kepatuhan sosial yang serupa karena program ini berfokus pada tingkat dasar rantai pasokan.
Dalam proses sertifikasi, WRAP melakukan sertifikasi pada fasilitas kerja, bukan pada produk atau perusahaan. Fasilitas dengan sertifikat WRAP menunjukkan komitmen terhadap manufaktur yang beretika dan fokus pada kesejahteraan tenaga kerjanya. Lebih dari 700 pembeli, merek, dan peritel di seluruh dunia menerima sertifikasi WRAP. Sertifikasi WRAP telah menjadi kebutuhan bagi konsumen dan pembeli/importir di negara maju untuk memastikan produk tekstilnya diproduksi di tempat kerja (negara berkembang) yang mengikuti praktik etis.
Prinsip-Prinsip dalam WRAP
Ada 12 prinsip mendasar dalam WRAP yang menjadi persyaratan umum, yaitu:
1. Kepatuhan dengan Hukum dan Peraturan Tempat Kerja
2. Larangan Kerja Paksa
3. Larangan Pekerja Anak
4. Larangan Pelecehan atau Kekerasan
5. Kompensasi dan keuntungan
6. Jam kerja
7. Larangan Diskriminasi
8. Kesehatan dan keselamatan
9. Kebebasan Berserikat dan Perundingan Bersama
10. Lingkungan Hidup
11. Kepatuhan Bea Cukai
12. Keamanan
Manfaat Penerapan WRAP
1. Menunjukkan kepatuhan perusahaan terhadap standar global sekaligus hukum negara dan regulasi lokal
2. Menjadi bukti bahwa perusahaan memperlakukan setiap pekerja dengan hormat, etis, humanis, dan bertanggung jawab. Serta memperhatikan dampak operasi terhadap lingkungan
3. Menunjukkan dedikasi perusahaan terhadap peraturan, norma- norma sosial, dan etika yang berlaku.
4. Meningkatkan manajemen dan kinerja rantai suplai perusahaan
5. Memperkuat loyalitas pekerja, pemangku kepentingan, hingga konsumen/pelanggan.
Proses Sertifikasi
-
1. Menunjukkan kepatuhan perusahaan terhadap standar global sekaligus hukum negara dan regulasi lokal
2. Menjadi bukti bahwa perusahaan memperlakukan setiap pekerja dengan hormat, etis, humanis, dan bertanggung jawab. Serta memperhatikan dampak operasi terhadap lingkungan
3. Menunjukkan dedikasi perusahaan terhadap peraturan, norma- norma sosial, dan etika yang berlaku.
4. Meningkatkan manajemen dan kinerja rantai suplai perusahaan
5. Memperkuat loyalitas pekerja, pemangku kepentingan, hingga konsumen/pelanggan.
Proses Sertifikasi
Beberapa tahapan dalam proses sertifikasi WRAP adalah sebagai berikut:
Sumber referensi:
1. https://www.inspec-bv.com/marketing/solutions/social-audit/wrap-certification Diakses pada 2 Mei 2023
2. https://www.tuvsud.com/en/landing/global/social-compliance Diakses pada 2 Mei 2023
Penulis : (S)
0 Comments